Friday 17 June 2016

DONGENG : RUBAH DAN BURUNG GAGAK



Seekor rubah melihat seekor burung gagak terbang dengan membawa sepotong keju di paruhnya dan hinggap di atas sebuah pohon.

"Itu untukku, guman si Rubah," dan diapun berjalan mendekati batang pohon itu.

"Selamat siang Gagak yang cantik, si Rubah memuji." Betapa cantiknya kamu hari ini, Betapa mengkilapnya bulumu, Sungguh sangat indah sinar matamu, Saya yakin suaramu lebih indah dari burung burung yang lain. Ijinkan saya mendengarkan satu lagu darimu, dan saya akan menyapa kamu dengan sebutan si Ratu Burung."

Burung gagak itupun mulai mengangkat kepalanya dan mencoba bernyanyi sebaik mungkin tetapi ketika dia membuka mulutnya, keju yang ada dimulutnya jatuh ke tanah, dengan seketika si Rubah menangkap keju yang jatuh tersebut.

"Haha, Itulah yang akan saya lakukan, itulah yang saya inginkan, sebagai pertukaran dengan kejumu, Saya akan memberimu nasehat, untuk dimasa yang akan datang, bahwa jangan langsung percaya kepada orang yang memberimu pujian.

#ANAKITA

DONGENG : RUBAH DAN BUAH ANGGUR



Seekor rubah suatu hari melihat sekumpulan buah anggur yang ranum bergantungan dari pohon anggur di sepanjang cabangnya. Buah anggur itu terlihat begitu ranum, kelihatan sangat lezat dan berisi penuh, dan mulut sang Rubah menjadi terbuka serta meneteskan air liur saat menatap buah anggur yang bergantungan.

Buah anggur itu tergantung pada dahan yang cukup tinggi, dan sang Rubah harus melompat untuk mencapainya. Saat pertama kali melompat untuk mengambil buah tersebut, sang Rubah tidak dapat mencapainya karena buah itu tergantung cukup tinggi. Kemudian sang Rubah mengambil ancang-ancang dan berlari sambil melompat, tetapi kali ini sang Rubah masih juga tidak dapat mencapai buah anggur tersebut. Sang Rubah mencoba untuk melompat terus, tetapi semua usaha yang dilakukannya sia-sia belaka.

Sekarang dia lalu duduk dan memandang buah anggur itu dengan rasa penasaran.

"Betapa bodohnya saya," katanya. "Disini saya terus mencoba untuk mengambil buah anggur yang kelihatannya tidak enak untuk dimakan."

Kemudian sang Rubah lalu berjalan pergi dengan perasaan yang sangat kesal.

Banyak orang yang berpura-pura mengacuhkan dan memperkecil arti sesuatu yang tidak dapat mereka capai.

#ANAKITA

DONGENG : ANJING DAN BAYANGANNYA


Seekor anjing yang mendapatkan sebuah daging dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah daging yang lebih besar dari miliknya.

Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan daging yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena daging yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.

Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah

#ANAKITA

DONGENG : KELEDAI YANG MEMAKAI KULIST SINGA



Seekor keledai menemukan sebuah kulit singa yang telah ditinggalkan oleh sang pemburu di dalam hutan. Dia kemudian memakai kulit singa itu dan menghibur dirinya dengan cara bersembuyi di semak-semak dan tiba-tiba meloncat keluar untuk menakut-nakuti binatang yang lewat di tempat itu. Semua binatang yang kebetulan lewat, menjadi takut dan lari dari tempat itu ketika melihat keledai yang mereka kira singa.

Keledai tersebut begitu senang melihat semua binatang lari menjauh darinya, seolah-olah dirinya adalah raja hutan, sehingga karena terlalu bangga dan senangnya, dia mulai mengaum dengan keras, tetapi bukanlah auman singa yang keluar dari mulutnya, melainkan cuma ringkikan keledai yang parau. Seekor rubah yang tadinya ikut lari bersama dengan binatang lainnya, menjadi terhenti ketika mendengar suara itu. Perlahan-lahan dia mendekati keledai itu dan menyadari bahwa yang menakut-nakuti seluruh binatang yang lewat di tempat itu hanyalah seekor keledai yang memakai kulit singa. Rubah itu kemudian berkata sambil tertawa:

"Jika kamu menutup mulutmu, mungkin saya akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan mengeluarkan suara ringkikanmu yang parau."

Orang bodoh mungkin bisa menipu dengan pakaian dan penampilannya, tetapi dari perkataanya, orang lain akan segera tahu siapa dirinya sebenarnya.

#ANAKITA

DONGENG : KELELAWAR DAN MUSANG




Seekor kelelawar tanpa sengaja masuk ke dalam sarang seekor musang yang dengan cepat menangkapnya. Sang Kelelawar memohon-mohon agar dilepaskan, tetap sang Musang tidak mau mendengarkannya.
"Kamu adalah seekor tikus," katanya, "dan Saya sangat membenci tikus. Setiap tikus yang saya tangkap, akan saya mangsa!"
Kelelawar yang tersesat dan Musang"Tapi saya bukan seekor tikus!" teriak sang Kelelawar. "Lihatlah sayapku, dapatkan seekor tikus terbang?, Saya adalah seekor burung! mohon lepaskanlah saya!"

Sang Musang mengakui bahwa sang Kelelawar bukanlah seekor tikus sehingga melepaskannya pergi. Tetapi beberapa hari kemudian, kelelawar yang malang ini, tersesat lagi ke dalam sarang musang yang lain. Dan kebetulan musang ini bermusuhan dengan burung. Sang Musangpun menangkap dan bersiap untuk memangsa sang Kelelawar.
"Kamu adalah seekor burung," katanya, "dan saya akan memangsa kamu!"
"Apa?" teriak sang Kelelawar, "Saya? adalah burung? Mengapa kamu berkata begitu? semua burung memiliki bulu! Saya tidak memiliki bulu karena saya adalah seekor tikus."

Akhirnya sang Kelelawarpun selamat dari bahaya untuk kedua kalinya.

#ANAKITA

DONGENG : PEMBURU DAN SERIGALA



Dahulu kala, seekor rubah bercerita kepada seekor serigala mengenai kekuatan manusia yang tidak terkalahkan oleh hewan manapun, dan mampu membela dirinya dengan banyak cara.

Serigala pun berkata, "Jika saya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan yang dinamakan manusia, saya akan membuktikan bahwa saya lebih kuat dari mereka." 
"Aku bisa mempertemukan kamu dengan manusia apabila kamu mau," kata rubah. "Datanglah ke sini pagi-pagi besok, aku akan menunjukkan kepadamu bagaimana yang dinamakan dengan manusia." 

Pemburu menembakkan senapannyaSang Serigala pun datang pada pagi hari dan sang rubah membawanya ke suatu jalan di mana ada seorang pemburu yang setiap pagi lewat di jalan tersebut.

Pertama lewatlah seorang tentara tua yang telah pensiun. "Apakah itu yang disebut dengan manusia?" tanya sang Serigala.
"Tidak," jawab sang Rubah.
Setelah itu lewatlah seorang anak kecil yang sedang pergi ke sekolah. "Apakah itu yang dinamakan manusia?"
"Tidak, tapi suatu saat ia akan menjadi manusia." 

Akhirnya lewatlah seorang pemburu dengan senapan laras ganda yang disandarkan di punggungnya, dan belati yang digantungkan pada pinggangnya.
Sang Rubah berkata ke serigala, "Lihat, itulah yang disebut dengan manusia, engkau boleh menyerangnya, tetapi tunggu sampai saya telah bersembunyi terlebih dahulu."
Serigala kemudian bergegas menyerang manusia tersebut. Ketika sang Pemburu melihat serigala, ia berkata pada dirinya sendiri, 
"Sangat disayangkan senapan saya tidak terisi peluru," ia pun menembak wajah sang Serigala dengan senapannya yang terisi mesiu tetapi tidak terisi peluru. Serigala yang terkejut, menarik wajah yang terasa sakit karena tembakan senapan, tetapi sang Serigala tidak membiarkan dirinya menjadi takut, dan mulai menyerang kembali. Saat itu sang Pemburu menembakkan larasnya yang berikut. Serigala menahan rasa sakitnya, dan bergegas menyerang pemburu kembali. Tetapi sang Pemburu menarik belati yang tergantung di pinggangnya dan memberikan beberapa kali sayatan di kanan dan kiri serigala. Sang Serigala menjadi terluka di sekujur tubuhnya dan akhirnya berlari melolong kembali ke tempat persembunyian sang Rubah. 

"Nah, saudara serigala," kata sang Rubah, "bagaimana hasil pertemuanmu dengan manusia?"
"Ah!" Jawab serigala, "Saya tidak pernah bisa membayangkan kekuatan manusia yang sesungguhnya! Pertama, manusia mengambil tongkat dari bahunya, dan meniupnya sehingga saya merasakan sesuatu yang menyakitkan terbang ke wajahku, kemudian dia meniup tongkat tersebut sekali lagi, dan saya merasakan sesuatu yang menyakitkan terbang ke hidung saya seperti petir dan hujan badai; ketika saya cukup dekat dengannya, ia menarik sebuah tulang rusuknya yang berwarna putih dari sisinya, dan dia memukul saya dengan rusuk itu, dan jika saya tidak berlari secepat mungkin, saya pasti akan tergeletak mati di sana."
"Sekarang engkau telah merasakan akibat dari mulut besarmu." kata sang Rubah sambil tertawa.

#ANAKITA

DONGENG : KELEDAI DAN GARAM MUATANNYA



Seorang pedagang, menuntun keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali ini, keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Gembira karena merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan, sang Keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka.

Pada hari berikutnya, sang Pedagang kembali membawa muatan garam. Sang Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin saat tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke dalam air, dan akhirnya dia bisa mengurangi bebannya kembali dengan cara itu.

Pedagang yang merasa marah, kemudian membawa keledainya tersebut kembali ke pasar, dimana keledai tersebut di muati dengan keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka kembali tiba di tengah sungai, sang keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan diri, tetapi pada saat pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, sang keledai menjadi sangat tidak nyaman karena harus dengan terpaksa menyeret dirinya pulang kerumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari sebelumnya akibat spons yang dimuatnya menyerap air sungai.

#ANAKITA